Gagas Daun Bungur Buat Obat Diabetes Mellitus, Mahasiswa Unila Lolos Pimnas

hanalfa.com: Daun Bungur dapat dimanfaatkan untuk obat alternatif penyakit Diabetes Mellitus. Hal itu menjadi topik gagasan ide yang dituang di dalam proposal usulan Program Kreativitas Mahasiswa Penelitian Eksakta (PKM-PE) oleh Tim Mahasiswa Universitas Lampung (Unila).

Tim itu beranggotakan, Fatimah Alhafizoh (Ketua Tim), lalu Ria Novitasari (Anggota) dan Jensa Yuswantoro (Anggota). Ketiganya merupakan mahasiswa Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Unila.
Gagas Daun Bungur Buat Obat Diabetes Mellitus, Mahasiswa Unila Lolos Pimnas
Ketiga mahasiswa cerdas itu memberi judul proposalnya, yakni Uji Efektivitas Daun Bungur (Lagerstroemia speciosa L.) sebagai Alternatif Penghambat Diabetes pada Mencit (Mus musculus L.) dengan Paparan Aloksan di proposalnya. Walhasil, proposal itu  tembus lolos seleksi pendanaan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Republik Indonesia. Serta, mewakili Unila di ajang bergengsi bagi mahasiswa Se-Indonesia, yaitu Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) 2020. 


Ketua Tim Fatimah mengatakan  penyakit Diabetes Melitus masih menjadi masalah kesehatan utama di dunia. Menurut dia penyakit Diabetes Melitus di tanah air Republik Indonesia (RI) menempati pada posisi peringkat 6 dari 10 negara dengan total pasien diabetes tertinggi, yakni 10,3 juta pasien per tahun 2017. Serta akan diperkirakan  meningkat menjadi 16,7 juta pasien per tahun 2045 berdasarkan data International Diabetes Federation (IDF) tahun 2017. 

Alasan itulah ide muncul, Fatimah beserta tim membuat proposal tersebut. Selain itu, Fatimah juga menyebut jumlah prevalensi kejadian Diabetes Mellitus di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya dan menjadi ancaman serius jika tidak ditangani. 

"Penderita Diabetes Mellitus memerlukan pengobatan sepanjang hidupnya. Bentuk terapi pengobatan yang dapat diberikan adalah pengobatan dan perbaikan gaya hidup," ucapnya. 


Fatimah juga menyarankan untuk terapi pengobatan Diabater Millitus selain menggunakan obat kimiawi maupun obat tradisional. Menurut Dia Terapi dengan obat tradisional lebih murah dan mudah dibandingkan dengan obat kimiawi yang menimbulkan efek samping jika dikonsumsi dalam waktu lama. Maka dari itu penting dilakukan penggalian informasi tentang obat-obatan tradisional salah satunya dari Daun Bungur untu alternatif obat Diabetes Millitus.
 
“Kami memiliki sebuah harapan pada judul dari PKM ini, yaitu akan ada kelanjutan pengembangan dan realisasi hingga kedepannya gagasan ini dapat berguna untuk orang lain,” harapnya.

Sedangkan, menurut Ria pada setiap bagian-bagian tumbuhan Daun Bungur diketahui mengandung senyawa obat seperti saponin, flavonoid, dan tanin. Beberapa penelitian telah membuktikanefektivitas dari daun bungur sebagai alternatif penghambat Diabetes pada mencit. 

"Pada Daun Bungur juga berisi  senyawa triterpenoid (asam oleanolic, asam arjunolic, asam asiatik, asam maslinic, asam korosolat dan asam 23- hidroksiursolat) yang merupakan fitokimia utama dalam Daun Bungur." ujarnya.

Lalu, menurut anggota lainnya, yakni Jensa. Dia menambahkan bahwa dalam kajian literatur ditemukan banyak studi difokuskan pada asam korosolat yang dikandung Daun Bungur karena telah terkonfirmasi secara signifkan menurunkan kadar glukosa darah pada mencit diabetes. Pada senyawa itu mempunyai sebuah  antihiperglikemik berfungsi untuk meningkatkan penyerapan dan pemanfaatan glukosa di sel dengan mengusung glukosa terstimulasi.

"Maka Daun Bungur memlilki peran untuk mengatur kadar gula darah dan insulin di dalam darah. Serta bisa menjadi sebuat alternatif pengobatan karena sebagai penghambatan penyakit Diabetes Mellitus," ungkapnya.

Dalam penggarapan proses pembuatan proposal mereka dibimbing Dosen Jurusan Biologi, FMIPA Universitas Lampung, Tundjung Tripeni Handayani. Kini mereka tengah bersiap-siap untuk tahap Pimnas ke-33 yang akan dilaksanakan  24-29 November 2020. Pimnas kali ini berkerjasama dengan Universitas Gadjah Mada dan dilangsungkan secara daring (online) dikarenakan adanya Pandemi Covid 19 (Penulis: Alfanny Pratama).

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel