Gagas Olah Biji Alpukat Buat Diabetes, Mahasiswa Unila Lolos Pimnas

hanalfa.com: Alpukat merupakan salah satu tanaman buah yang tumbuh subur di Indonesia. Buahnya berbentuk lonjong, kulit berwarna hijau, dan tekstur 'daging buah' lembut saat sudah matang.

Pada umumnya pemanfaatan Alpukat, hanya 'daging buahnya' saja untuk dikonsumsi. Biasanya dibuat jus, alpukat kocok, salad, atau dimakan langsung juga lezat dan bermanfaat bagi tubuh.

Nah, yang terlupakan adalah biji Alpukat. Bagian biji buah bernama latin Persea Americana masih dibuang begitu saja alias jadi limbah. 

1. Biji Alpukat Bagus Buat Pasien Diabetes

Inilah Gagasan Khasiat Biji Alpukat Bagi Pasien Diabetes Karya Mahasiswa Unila
Melihat masih minimnya pemanfaatkan biji Alpukat, tiga mahasiswa berasal dari Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Lampung (Unila) menggagas sebuah ide penelitian. Ide itu mereka tulis dalam proposal berjudul Produksi Pati Resisten dari Biji Alpukat oleh Bakteri Actinomycetes Sebagai Kandidat Prebiotik untuk Pasien Diabetes Mellitus.  

Ketiga mahasiswa itu adalah Siti Inah (Ketua Tim), Rachmat Nugraha  Indra (Anggota), dan Indah Sukma Ningsih (Anggota). Siti mengatakan biji Alpukat memiliki kandungan pati resisten.

"Kami punya gagasan penelitiaan untuk melihat kandungan produksi pati resisten di dalam biji Alpukat. Lalu, kami menggunakan bakteri Actinomycetes sebagai kandidat prebiotiknya. Itulah yang dapat dimanfaatkan buat penderita diabetes melitus," ujarnya.  

2. Biji Alpukat Jadi Pangan Alternatif Penderita Diabetes

Inilah Gagasan Khasiat Biji Alpukat Bagi Pasien Diabetes Karya Mahasiswa Unila
Biji Alpukat juga dapat dimanfatkan untuk menjadi makanan alternatif bagi pasien diabetes melitus. Sebab, pasien penyakit itu tidak boleh makan nasi putih.

Alasan tidak boleh makan nasi putih, Menurut Rahmad karena mengandung kadar gula yang banyak. Maka, solusinya adalah mengonsumsi beras merah. 

" Harga beras merah cukuplah membuat menguras kantong bila dibandingkan dengan beras putih. Jadi perlu mencari tahu bahan pangan lain untuk penderita diabetes melitus sekaligus bisa menggantikan peran dari beras merah, yakni biji Alpukat yang sudah diolah," ungkapnya.


Saat penggerapan nulis proposal mereka berkonsultasi dengan Dosen Achmad Arifiyanto. Dia juga kebetulan sedang melakukan penelitian tentang bakteri Atinomycetes dan meneliti Alpukat. 

“Biji alpukat mengandung sumber pati. Lalu Actinomycetes itu salah satu bakteri penghasil Amilase. Amilase bisa ngubah pati jadi pati resisten. Sedangkan pati resisten bisa menggantikan peran beras merah untuk pasien diabetes melitus,” jelasnya.

Lanjut Dosen jebolan Universitas Airlangga itu mengatakan pati resisten saat melewati di usus halus akan lolos begitu saja dan langsung  ke usus besar. Lalu di usus besar pati resisten tidak akan mengalami penyerapan gula-gula sehingga langsung didegradasi menjadi veses. Walhasil, tingkat gula darah dalam tubuh dapat ditekan.

3. Lolos Pendanaan dan Pimnas 2020

Inilah Gagasan Khasiat Biji Alpukat Bagi Pasien Diabetes Karya Mahasiswa Unila
Berkat gagasan itu, tim yang dinakhodai Siti mendapatkan pendanaan sekitar Rp.5 juta dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Republik Indonesia. Tak hanya itu, mereka berhak mewakil Unila dalam ajang bergengsi bagi mahasiswa Se-Indonesia, yakni Pekan Ilmuah Nasional (Pimnas) ke-33.


Kegiatan akan berlangsung secara daring dengan tuan rumah Universitas Gajah Mada (UGM) 24-29 November 2020. Tentu, perhelatan Pimnas berbeda-beda di tahun sebelumnya karena dampak Pandemi Corona Virus Disease (Covid-19).

Menurut Indah merebaknya virus Corona mereka tidak dibolehkan untuk melakukan penelitian di Laboratium. Hal itu menjadi peraturan wajib dari Kemendikbud demi menekan penyebaran Covid-19.

"Oleh sebab itu hasil gagasan ide ini tentu belum bisa digunakan sebagaimana mestinya, yakni untuk obat Diabetes Militus karena masih berbentuk hanya naratif review saja," ucapnya.   

4. Menggali Informasi 70 Jurnal Nasional dan Internasional

Inilah Gagasan Khasiat Biji Alpukat Bagi Pasien Diabetes Karya Mahasiswa Unila
Kini tim tersebut tengah persiapan untuk Pimnas. Mereka membaca-baca sekitar 70 jurnal nasional dan internasional.

Hal itu menjadi pengganti karena tidak bisa melakukan penelitian di Laboratium. Menurut Indah itu menjadi tantangan sendiri bagi timnya. 
 
“Jadi kita cari dan bedah jurnal tentang Actinomycetes. Lalu kami hubung-hubungin minimal 70 jurnal internasonal maupun nasional. Itu benar-benar menguras otak daripada kita ngelakuin dengan secara langsung,” ujar Indah.

Tak hanya itu, kesulitan lainnya belum adanya jurnal penelitian tentang pati dari biji Alpukat. Lalu diubah menjadi pati resiten oleh bakteri Actinomycetes.

Indah menyebut sulit menghubungkan antara peran Actinomycetes yang menghasilkan Amilase. Nah, kemudian apakah ambilase tersebut bisa membuat pati menjadi resisten.

“Contohnya ada si A meneliti pembuatan pati resisten dari ubi jalar. Akan tapi si A pake bakteri latobasilus bukan bakteri actinomycetes jadi kita tetep ngambil karna di sini kita uma beda perlakukan aja. Yang pada dasarnya itu menghasilkan Amilase,” tutupnya (Penulis: Alfanny Pratama).

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel